Ingat istilah “4 – Sehat 5 – Sempurna”,
jadi mengapa repot-repot dengan vitamin. Tapi kebanyakan dari kita
sepertinya langsung tersihir begitu mendengar kata “vitamin”, apalagi
dengan menjamurnya produk-produk suplemen dengan promosi dan janji-janji
yang manis?.
Multivitamin
adalah substansi natural yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh,
berkembang dan berfungsi normal. Tapi sebenarnya vitamin sudah tercukupi
dalam makanan yang sehat, meskipun pada beberapa kondisi memang
dibutuhkan lebih misal pada masa pertumbuhan, kehamilan, gizi buruk,
gangguan pencernaan dan kondisi sakit. Perlu kehati-hatian karena
multivitamin juga bisa menimbulkan reaksi alergi. Multivitamin juga bisa
menimbulkan rasa tidak nyaman pada lambung atau meninggalkan rasa yang
tidak enak di lidah.
Multivitamin berisi nutrisi esensial dan non-esensial bagi tubuh, berfungsi mencegah kekurangan vitamin dan mineral tubuh. Multivitamin berisi Vitamin A, Vitamin B-complex mencakup thiamine, riboflavin, niacin, vitamin B6, folate, vitamin B12, pantothenic acid, dan biotin, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K, Calcium, Magnesium, Zinc, Iodine, Selenium, Copper, Manganese, Chromium, Molybdenum.
Kekurangan vitamin dan mineral yang parah membutuhkan terapi medis dan seringkali membutuhkan “terapi khusus” untuk mengatasinya, dan untuk itu memang dibutuhkan sediaan multivitamin khusus, dan juga hanya dapat dilakukan di rumah sakit.
Tapi, apa emang kita perlu mengkonsumsi multivitamin jika sehari-harinya kita sudah makan makanan terpilih dan sehat?. Apa bukannya suplemen malah hanya justru menghabiskan duit?
Dr. Sylvia Wassertheil-Smoller, profesor epidemiologi dari Universitas Albert Einstein melakukan penelitian pada hampir 162.000 wanita Amerika berusia 50 sampai 79 tahun yang rutin mengkonsumsi multivitamin, mereka menemukan bahwa tidak ada bukti kalau vitamin dapat menurunkan resiko kanker, penyakit jantung atau kematian – malah hanya menciptakan “urin yang mahal” saja deh – karena beberapa vitamin memang dibuang lewat air seni.
Peneliti Marian Neuhouser yang memimpin Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson, Seattle, Amerika Serikat menemukan dari sekitar 10.000 kematian akibat kanker, kemudian membandingkan antara penderita yang mengkonsumsi suplemen vitamin dan tidak, mereka menemukan bahwa pada penderita yang mengkonsumsi vitamin tidak menurunkan resiko tersebut.
The United States Department of Health and Human Services’ tahun 2006 menyimpulkan bahwa
Multivitamin berisi nutrisi esensial dan non-esensial bagi tubuh, berfungsi mencegah kekurangan vitamin dan mineral tubuh. Multivitamin berisi Vitamin A, Vitamin B-complex mencakup thiamine, riboflavin, niacin, vitamin B6, folate, vitamin B12, pantothenic acid, dan biotin, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K, Calcium, Magnesium, Zinc, Iodine, Selenium, Copper, Manganese, Chromium, Molybdenum.
Kekurangan vitamin dan mineral yang parah membutuhkan terapi medis dan seringkali membutuhkan “terapi khusus” untuk mengatasinya, dan untuk itu memang dibutuhkan sediaan multivitamin khusus, dan juga hanya dapat dilakukan di rumah sakit.
Tapi, apa emang kita perlu mengkonsumsi multivitamin jika sehari-harinya kita sudah makan makanan terpilih dan sehat?. Apa bukannya suplemen malah hanya justru menghabiskan duit?
Dr. Sylvia Wassertheil-Smoller, profesor epidemiologi dari Universitas Albert Einstein melakukan penelitian pada hampir 162.000 wanita Amerika berusia 50 sampai 79 tahun yang rutin mengkonsumsi multivitamin, mereka menemukan bahwa tidak ada bukti kalau vitamin dapat menurunkan resiko kanker, penyakit jantung atau kematian – malah hanya menciptakan “urin yang mahal” saja deh – karena beberapa vitamin memang dibuang lewat air seni.
Peneliti Marian Neuhouser yang memimpin Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson, Seattle, Amerika Serikat menemukan dari sekitar 10.000 kematian akibat kanker, kemudian membandingkan antara penderita yang mengkonsumsi suplemen vitamin dan tidak, mereka menemukan bahwa pada penderita yang mengkonsumsi vitamin tidak menurunkan resiko tersebut.
The United States Department of Health and Human Services’ tahun 2006 menyimpulkan bahwa
“suplemen reguler dari multivitamin selama beberapa tahun tidak mempunyai keuntungan signifikan dalam pencegahan kanker, penyakit kardio vaskuler, katarak, ataupun degenerasi makular".
Pada februari 2008, klinik “Women’s Health Initiative”
Amerika Serikat melakukan penelitian pada 161.808 wanita postmenopausal
dan selama 8 tahun penelitian di follow-up, dan menyimpulkan bahwa
penggunaan multivitamin hanya sedikit bahkan tidak berpengaruh sama
sekali dalam menurunkan resiko kanker, penyakit kardivaskuler, dan
kematian.
Jadi kita harus bijaksana....atau kita mau meniru orang Amrik dan Inggris?
Hampir separuh orang Amerika mengkonsumsi suplemen vitamin, yang dipercaya dapat memperbaiki kesehatan mereka, dan tiap-tiap orang menghabiskan hampir 4 juta rupiah tiap tahunnya. Di Inggris 30 persen penduduk mengkonsumsi suplemen vitamin dan menghabiskan 1.5 juta per tahun tiap orang.
TERBUAT DARI APA?
Pada awalnya di sekitar pertengahan tahun 1930 an, vitamin terbuat dari buah-buahan yang di keringkan dan kemudian diolah, pada tahun 1940 mulai dibuat tablet vitamin sintetis. Multivitamin modern sintetis pada umumnya berisi formula antioksidan, ekstrak herbal, vitamin premium, mineral, dengan atau tanpa besi.
INTERAKSI OBAT
Suplemen vitamin dan mineral dapat berinteraksi dengan beberapa obat seperti obat darah tinggi, obat diuretik, antibiotika golongan sulfa, beberapa produk herbal, beberapa obat penghilang nyeri seperti ibuprofen, diclofenac, indomethacin, ketoprofen dll. Interaksi obat dapat merugikan dan bahkan menghilangkan fungsinya sama sekali.
EFEK SAMPING
Beberapa produk multivitamin berisi mineral seperti kalsium, besi, magnesium, potassium dan seng, yang jika dikonsumsi dalam jumlah besar dapat mewarnai gigi, buang air kecil berlebihan , perdarahan lambung, dan juga berpengaruh pada denyut jantung.
Hampir separuh orang Amerika mengkonsumsi suplemen vitamin, yang dipercaya dapat memperbaiki kesehatan mereka, dan tiap-tiap orang menghabiskan hampir 4 juta rupiah tiap tahunnya. Di Inggris 30 persen penduduk mengkonsumsi suplemen vitamin dan menghabiskan 1.5 juta per tahun tiap orang.
TERBUAT DARI APA?
Pada awalnya di sekitar pertengahan tahun 1930 an, vitamin terbuat dari buah-buahan yang di keringkan dan kemudian diolah, pada tahun 1940 mulai dibuat tablet vitamin sintetis. Multivitamin modern sintetis pada umumnya berisi formula antioksidan, ekstrak herbal, vitamin premium, mineral, dengan atau tanpa besi.
INTERAKSI OBAT
Suplemen vitamin dan mineral dapat berinteraksi dengan beberapa obat seperti obat darah tinggi, obat diuretik, antibiotika golongan sulfa, beberapa produk herbal, beberapa obat penghilang nyeri seperti ibuprofen, diclofenac, indomethacin, ketoprofen dll. Interaksi obat dapat merugikan dan bahkan menghilangkan fungsinya sama sekali.
EFEK SAMPING
Beberapa produk multivitamin berisi mineral seperti kalsium, besi, magnesium, potassium dan seng, yang jika dikonsumsi dalam jumlah besar dapat mewarnai gigi, buang air kecil berlebihan , perdarahan lambung, dan juga berpengaruh pada denyut jantung.
Gejala overdosis obat meliputi nyeri perut, diare, susah buang air besar, kehilangan nafsu makan, rambut rontok, perubahan siklus menstruasi, berat badan menurun, sakit kepala hebat, sakit otot dan persendian, nyeri punggung, darah dalam urin, gusi mudah berdarah dll.
Multivitamin dalam jumlah banyak beresiko terjadinya gejala-gejala overdosis akut dari beberapa komponennya terutama kandungan “besi”, bisa mematikan pada nak-anak, meskipun efek berlebihan dari komponen lain jarang terjadi. Untuk ibu hamil konsumsilah vitamin khusus untuk ibu hamil karena kandungan retinol ditambahkan khusus untuk ibu hamil.
Jangan berlebihan mengkonsumsi vitamin, kalau anda sudah mengkonsumsi makanan sehat, multivitamin tidak diperlukan.
Lihat label, jangan mengkonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama. Hindari mengkonsumsi lebih dari satu produk multivitamin pada waktu bersamaan. Minum dengan segelas air putih. Jangan diminum bersamaan dengan susu atau produk susu lain, suplemen kalsium atau antasida berisi kalsium. Kalsium menghambat penyerapan beberapa komponen multivitamin. Tablet vitamin kunyah harus dikunyah sebelum ditelan. Simpan pada suhu kamar, jauhi kelembaban dan panas.
Beritahu dokter jika anda mengkonsumsi multivitamin, apalagi jika anda hamil, karena beberapa vitamin dan mineral berpengaruh buruk pada janin. Multivitamin dikeluarkan lewat air susu dan berpengaruh buruk pada bayi yang disusui.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar